Selasa, 03 April 2012

Islam Garis Keras di Perancis


Petugas yang berwajib di Perancis menyatakan bahwa mereka telah mendeportasi 2 Muslim Garis Keras dan lebih dari 3 lainnya telah ditahan, menyusul terror yang dilakukan akhir Bulan Maret silam ketika mereka membunuh 7 warga di Kota Toulouse. Kekacauan tersebut dipimpin oleh Mohamed Merah .

Pernyataan ini diperkuat oleh Menteri Dalam Negri yang menyatakan 2 orang telah dikembalikan ke Aljazair dan Mali dan tiga lainnya ditahan. Hari Jumat (30/3) silam polisi setempat telah menahan 19 Islam Militan yang terlibat dalam kerusuhan.

Badan intelegen setempat/ The domestic intelligence agency (DCRI) juga berhasil menyita sejumlah senjata dalam kerusuhan yang terjadi di Toulouse dan sejumlah kota lainnya.
Muhammed Merah

Mentri Dalam Negeri/ French Interior Minister Claude Gueant memberikan pernyataan, bahwa dua orang yang dideportasi adalah Imam dari Mali yang anti-Semitism dan menganjurkan jamaahnya untuk mengenakan cadar (full face veil), yang di Perancis dianggap sebagai kegiatan illegal. Sementara itu  Ali Belhadad, warga Ajazair terlebih dahulu masuk penjara, karena keterlibatanya di kerusuhan tahun 1994 di Kota Marrakech.

Dua imam dari  Saudi Arabia dan  Turkey dan militant tersangka dari Tunisian telah ditahan.

Waspada

"Kita tidak menerima Islam Garis Keras (Islamic extremism). Sebenarnya ini bukan kebijakan baru kali ini, tetapi setelah kejadian yang berlangsung di Toulouse  dan Montauban kita harus lebih waspada ketimbang sebelumnya.” Demikian pernyataan Mr Gueant  di  France's BFM TV.

President Nicolas Sarkozy, telah berbicara dalam kampanye kelilingnya di Kota Nancy, bahwa  dia telah menerima kabar tersebut. Selanjutnya Sarkozy mengatakan  "Semua yang bertentangan dengan nilai dasar republic ini maka harus keluar dari wilayah Perancis. Tidak ada kekecualian untuk itu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar