Jumat, 25 Maret 2011

Gempa Jepang : Lebih dari 10.000 tewas


Korban jiwa di Jepang karena gempa dan tsunami 11 Maret 11 telah melewati angka 10.000 jiwa. Lebioh dari 17.440 warga dibeitakan hilang dan 2.775 luka serius. Sementara ratusan warga lainnya harus kehilangan rumahnya.

Sementara itu pemerintah terus melakukan pemantauan tentang siapa yang terkena dampak radiasi nuklir dari Fukushiama, selain 2 warga yang terkena radiasi yang sekarang di rawat di rumah sakit. Mereka berdua telah meminum air yang terkena radiasi radioaktif. Dosis radiasi diketahui sebesar 10.000 kali dari radiasi normal pada tubuh manusia.

Japan's Nuclear Safety Agency mengulangi kembali pernyataannya bahwa reactor Fukushima memang bisa membahayakan masyarakat, tapi tidak sejauh ini. Mereka menyanggah bahwa inti raktor telah retak , seperti diberitakan di Kyodo news agency.
Dua warga yang terkena radiasi tersebut tidak mengenakan sepatu anti radiasi dan mengabaikan peringatan radiasi.


Sementara itu petugas pabean China berhasil mendeteksi bahwa 2 turis Jepang telah terkena radiasi yang cukup tinggi setelah mereka berangkat dari Tokyo. Mereka mengatakan bahwa kedua turis itu dikiirim ke rumah sakit khusus dan diketahui bahwa mereka terkontaminasi dengan level yang membahayakan

Tetapi pernyataan mereka membingungkan semua pihak, mengapa kontaminasi bisa mencapai 240km (150 miles) jarak dari Fukushima ke Tokyo.The Chinese news agency, Xinhua, telah melaporkan adanya radiasi tidak normal yang dideteksi dari kapal Jepang, yang berangkat dari pelabuhan Fujian menuju Xiamen.
Bahan Pangan Yang Menakutkan

Para pekerja terus melanjutkan upaya pendinginan mesin Fukushima Daiichi. Sedangkan menurut The Tokyo Electric Power Company (Tepco), yang mengopeasikanya menyatakan bahwa proses pendinginan masih harus berjalan satu bulan.
Reaktor nuklir tersebut berjarak 250 km dari Tokyo, dan daerah yang terkena radiasi hanya beradius 20 km, sehingga ribuan warga paa daerah tersebut telah diungsikan. Dan mereka yang berada wi radius 30 km disarankan untuk tetap di rumah.
BBC News, 25 Maret 2011, Pondok Sastra HASTI Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar