Kamis, 12 Agustus 2010

Generasi FACEBOOK Yang TERPINGIT

Semakin manusia mampu mencurahkan daya ciptanya yang berwujud capaian teknologi, semakin nyaman pula manusia mengkonsumsi, menggunakan ataupun menerapkan hasil olahan daya ciptanya itu. Sehingga faktor pengendala yang melingkungi hidup manusia secara bertahap mulai dieliminasi, untuk diganti dengan sistim pendukung kehidupan yang lebih maju.

Sepanjang peradaban manusia dari jaman ke jaman, selalu saja peradaban itu perlu ditopang dengan kebutuhan “sistim informasi” yang bervariasi menurut jamannya, karena sudah menjadi fitroh kehidupan umat manusia di muka bumi ini untuk berkomunikasi, interaksi dan bersosialisasi satu dengan lainnya untuk menggapai dinamika kehidupan masyarakat mereka. Khusus untuk penunjang sistim komunikasi ini, semakin canggih, efisien, cepat serta murah, semakin pula banyak “ekses negatip” yang ditimbulkan. . Sistim informasi dan komunikasi tersebut adalah “situs pertemanan facebook”. Sebagai sistim yang banyak menarik kegandrungan masyarakat dunia terlebih-lebih bagi facebooker remaja kita (sebesar 40,1 % dari seluruh facebooker).

Begitu kuatnya facebook berhasil menyihir hati kita semua, terbukti bahwa masyarakat pengguna sistim ini, menurut survey pada tahun 2009 berjumlah mencapai 235 juta penduduk dunia ( hampir menyamai penduduk USA). Bahkan lebih mengejutkan lagi, memasuki tahun 2010 ini,pengguna facebooker telah tembus hingga mencapai setengah milyar masyarakat dunia, dengan jumlah “log in” aktif sebesar 50 % dari keseluruhan facebooker dan 70 % diantaranya adalah facebnooker dari luar Amerika. Jumlah tersebur bervariasi lintas gender, remaja hingga orang dewasa dengan tidak memandang jenis profesi. Hal ini tentunya membawa konsekuensi bahwa facebook, bakal menjadi sistim komunikasi dan informasi yang membentang menembus tembok budaya, bahasa, geografis, kedaulatan negara serta perdaban social seantero bumi ini.

Dengan jumlah facebooker yang mencapai hamper 23 juta maka diluar dugaan Indonesia menjadi 10 negara terbesar pengguna bersama dengan . AS, Inggris, Turki, Perancis, Canada, Itali, Spanyol, Australi dan Pilipina. Perkembangan facebooker ini melesat dari tahun ke tahun, mulai hanya 831 ribu facebooker pada tahun 2008 hingga mencapai jumlah 22 juta pada tahun 2010 ini dan diprediksi akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Lantas kitapun mesti harus mempersiapkan mental kita, apabila sebagian besar pengguna facebook adalah remaja putra putri kita. Akses negatip apa yang bakal menerpa mereka.

Memang perlu kita waspadai bahwa semenjak Masyarakat Indonesia mengenal telepon seluler, kemudian internet dan terakhir adalah facebooke, sedikit banyaknya sistim tersebut telah mengubah perilaku mereka. Betapa tidak, mereka ibaratnya telah menjadi bagian masyarakat yang tidak lagi interaktif dan komunikatif dengan lingkungan sosialnya dan pada gilirannya nanti bakalan menjadi masyarakat dengan fitur sosial yang
tanpa kepedulian sesama, pengaruh ini sudah barang tentu akan signifikan terhadap remaja. Karena mereka hanya bersedia berinteraksi dengan komunitasnya yang berada dalam satu sistim.

Masalah lain yang juga patut kita waspadai adalah semakin mudahnya remaja kita mengakses situs porno yang belum relevan dengan perkembangan pribadi mereka. Oleh karena itu kita menjadi prihatin dengan data yang disodorkan Okanegara dalam “Kehidupan Remaja Saat Ini” (2007) bahwa jumlah remaja Indonesia yang berusia 10-24 tahun mencapai 65 juta orang atau 30 persen dari total penduduk Indonesia? Tahukah kita bahwa sekitar 15-20 persen dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah? Tahukah kita bahwa 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya?.

Tanpa diaplikasikan dengan fungsi yang pada tempatnya, remaja kita bisa saja terjerumus dengan pola pergaulan yang tidak berkepribadian timur dengan mengesampingkan faktor norma susila. Sehingga pada akhirnya situs pertemanan ini hanya mirip dengan media pelampiasan tindakan amoralitas seperti yang dikemukakan oleh Okanegara tersebut. Oleh kartena itu kitapun harus berpikir lebih jauh lagi untuk membuang jauh-jauh sikap nonkompromis remaja kita dengan hadirnya facebook ini, bukan kita dengan serta merta menyalahkan aplikasi teknologi canggih ini.

Namun demikian ekses negatif dari facebook ini tentunya harus kita minimalis pengaruhnya kepada putra kita, dengan metoda pembimbingan ketat ortu di rumah dan peran pendidik dalam mengantarkan peserta didiknya mengeksploitir Nerwork guna efektifitas sistim pembelajaran. Karena dalam pendidikan modern mendatang, peran multimedia tidak bisa kita kesampingkan begitu saja.Kitapun harus ingat bahwa 40 % pengguna network/facebook adalah remaja, yang sebenarnya bisa kita bimbing dan arahkan untuk menggali “informasi bahan ajar” dari dunia maya ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar