Jalan berliku nampaknya memang harus ditempuh
Prsiden SBY untuk merampungkan masa jabatanya hingga 2014 nanti. Tantangan dan
hambatan yang dihadapi oleh Presiden SBY berkisar pada konflik internal kendaraan
partainya sendiri, dalam hal ini adalah Partai Demokrat ataupun bersumber pada
kebijakan pemerintahanya yang mendapat reaksi keras dari publik atau bahkan perilaku pribadi krew tertentu yang dinahkodai dirinya yang tidak
mendapat simpatik luas dari masyarakat.
·
Bercermin padaBulog Gate
Dampak dari kekisruhan yang mendera Presiden SBY
dan seputarnya bisa saja membawanya ke dalam kondisi seperti yang dialami Gus
Dur pada tahun 2001 karena tiupan angin Bulog Gate I yang begitu kencang
menerpanya, yang membawanya terjungkal dari kursi kepresidenanya. Meski hingga
sekarang bukti keterlibatan langsung dirinya dengan pembelanjaan non bujeter senilai 40 Milyar Rupiah tidak/belum
terbukti. Namun jatuhnya Gus Dur cukup memuaskan pihak pihak yang menjadi musuh
politiknya, sehingga cukuplah sudah kasus Bulog Gate I usuai sudah.
Oleh karena itu tidak ada maneuver
politik/kebijakan Presiden SBY kecuali
dikedepankan dengan penuh kehati-hatian. Bukankah kasus Nazarudin, Angelina
Sondakh dan Anas Urbaningrum yang terbukti atau masih diduga terlibat korupsi Wisma Atlet Sea Game
Palembang masih merebak memenuhi media
tanah air. Dalam hal ini tentunya SBY harus legowo untuk kehilangan
mereka dan menonaktifkan figure figure di tubuh partainya yang tersenggol kasus
itu demi meraih kembali nama baiknya atau mempertahankan berkibarnya bendera
Partai Demokrat yang mulai tertunduk lesu. Apabila SBY terus saja membiarkan
terkikisnya kepercayaan publik, maka kejatuhan dirinya hanya menunggu waktu
saja.
·
Perpecahan di Setgab Koalisi
Apalagi dengan terjadinya keretakan di tubuh
setgab koalisi yang dibangun Pesiden SBY dengan
dikucilkanya PKS setgan tersebut, hanya karena persoalan menolaknya
partai itu terhadap kebijakan kenaikan BBM, awal April silam. Indikasi pengucilan
tersebut nampak pada partai yang dipimpin Luthfi Hasan Ishaaq tersebut tak
diundang dalam rapat anggota Setgab di kediaman politikus Demokrat, Syarif
Hassan, Selasa 10 April 2012. Rapat
tersebut beragenda pembahasan RUU Pemilu
tentang perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008.
Langkah Presiden SBY tersebut adalah sama
dengan langkah pengebirian dirinya secara perlahan bukan hanya untuk mengusung
simpatik rakyat tetapi juga untuk kebijakan
kontroversial lainnya selain BBM di masa mendatang, yang sudah jelas
akan menjegal dirinya atau lebih jauh lagi akan mengurangi kekuatan politiknya
atau penerusnya di pemilu 2014. Dengan alasan tersebut maka kita bisa mengkaji
bahwa langkah Presiden SBY adalah langkah yang gegabah. Alasan tersbut cukup
masuk akal, karena harga BBM adalah milik semua Rakyat Indonesia. Sehingga
apabila PKS menolak rencana kenaikan tersebut, maka bukan berarti PKS
mengkhanati kontrak politik antar pendukung SBY.
·
Tindakan Tak Terpuji Sang Wakil Mentri
Tidak tanggung tanggung sebuah tindakan tak
terpuji telah dilakukan petinggi negeri ini, saat Prof Deny Indrayana Wakil
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia serta pernah mejabat Staf Khusus Presiden
Bidang Hukum dan , karena kesalnya saat sidak ke LP Pakan Baru,
Selasa 3 April 2012 telah dikabarkan media tega menampar anggota sipir LP
tersebut. Karuan saja tindakan tersebut mendapat respon tidak terimanya semua
anggota sipir LP se Indonesia terhadap perlakuan tak terpuji tersebut.
Padahal sang wakil menteri tersebut adalah
seorang ahli hukum dengan seabreg prestasinya, sangatlah tidak pantas berbuat
seperti itu. Opini publikpun merebak dan mengkaitkan penganayaan tersebut
dengan nama besar Presiden SBY. Hal ini tentunya menambah kisruh lagi perihal
mentalitas petinggi di lingkungan Presiden SBY. Akankah SBY member sangsi moral
kepada anggota kabinetnya yang mata gelap ini ataukah hanya membiarkan begitu
saja sama seperti petinggi lainnya yang berlindung di jabatanya itu.
·
Mr.Cleaner
Disela penantian rakyat akan realisasi
kenaikan harga BBM yang sempat tertunda, sudah semstinya Presiden SBY memainkan
perananya sebagai “Mr Cleaner” terhadap semua krew yang membantunya agar mampu
melegakan hati publik dan menapak kebikajan pemerintahanya dengan ekstra
hati-hati. Bukankah gejolak demo menentang kebijakan dia dalam rencana menaikan
harga BBM demikian crusialnya, yang semestinya mampu dijadikan cermin demi
keberhasilan kepimimpinanya***