Warga Negara TIMTIM berbondong-bondong menunaikan hak
pilihnya pada pemilu yang pertama yang berlangsung di akhir minggu ke 3 Bulan
Maret 2012. Pada suasana yang damai sejak kemerdekaan mereka.
Pada pemilu tersebut
Ramos Haorta terlibat dalam pencalonan presiden bersama 12 calon lainnya.
Seperti kita ketahui bahwa bahwa presiden yang bakal
terpilih adalah mereka yang mendapat suara terbanyak pada dua putaran pemilu.
Dengan pemilu yang berjalan damai, maka menjadi suatu
pertanda bahwa sudah saatnya PBB meninggalkan mereka untuk mandiri secara
damai.
Diprediksi bahwa tiga calon akan mendapatkan suara
terbanyak, yaitu pemenang hadiah Nobel Peace Prize , Mr Ramos Horta, Kepala Keamanan Negara Taur Matan Ruak
(''TMR''), dan juru bicara parlemen Francisco "Lu-Olo" Guterres.
Francisco Xavier do Amaral, Presiden Pertama Timtim tidak mengikuti
pencalonan presiden karena meninggal dunia meninggal pada awal Bulan Maet ini
karena serangan penyakit kanker . Francisco Xavier do Amaral adalah presiden
yang menjabat hanya 9 hari pada tahun 1975, setelah itu Indonesia melakukan
gerakan penertiban.
Dikabarkan oleh BBC News bahwa
pemilu berlangsung dengan damai.
Menurut salah satu warga Timtim di Dilli Joao da Costa, pemilu
di negerinya berlangsung dengan damai. Kami merasa bangga pemilu presiden yang
akan memimpin . Selama pemilu ini situasi di sini sangatlah kondusif
Lebih dari dua decade terjadi perang gerilya yang berdarah
dan berakhir pada referendum tahun 1999. TIMTIM merdeka pada tahun 2002 , dan
selama 3 tahun dibawah pembinaan UN.(PBB)
·Suasana Damai.
Selama satu decade tentara PBB ditempatkan di TIMTIM dan
dijadwalkan akhir tahun ini mereka akan meninggalkan TIMTIM.
TIMTIM sekarang telah menjadi anggota ASEAN yang masih
banyak dilanda kekurangan gizi pada
anak-anak , premanisme, meningkatnya
pengangguran dan korupsi dan kerusakan infrastruktur akibat pergolakan
berdarah.
Sementara itu telah datang di TIMTIM pengamat pemilu internasional
yang sebagian besar dari warga negara Australia
belakangan ini.
Sesuatu
yang kontroversi telah terjadi di seluruh kota kota besar di Indonesia. Betapa tidak, di salah satu sisi
terdapat manusia yang mampu menghamburkan uang milyaran rupiah guna keperluan
lakunya merek produk yang mereka dagangkan, tapi di sisi lainnya masih banyak
masyarakat kita yang untuk mendapatkan sarapan pagi saja mereka harus bersusah payah
setengah mati.
Kontroversi
tersebut di atas tersirat dengan maraknya baliho warna warni berukuran raksasa,
yang glamour di pinggir jalan jalan
Simpang Lima Kota Semarang. Mereka semua berlomba berdiri untuk menunjukan
esksotis cat warna warni , seakan semua berhasrat menyentuh langit. Wajah flamboyant
dan melangkolis dari para manusia manusia kahyangan negeri selebritis yang ayu
dan ganteng terpampang artistik di wajah semua baliho tersebut.
Teriakan
teriakan lantang dari penyiar beberapa radio swasta terus menyeruak atmosfir
kota Semaang, yang memberi kabar rencana kedatangan artis negeri kahyangan yang
layaknya manusia “The many million dollar man” beberapa hari sebelumnya. Warga
Semarangpun menggeliat dan bergegas untuk menempel di troktoar pinggir jalan
jalan besar Kota Semarang, tak pandang bulu kapan harga BBM jadi naik apa
tidak, atau bahkan mereka punya beras untuk sarapan pagi esok hari atau tidak. “Apakah
benar manusia manusia kahyangan dari balik layar kaca bisa aku temui saat ini
?” sahut mereka semua satu sama lain.
Mereka kini
berteriak kegirangan saat menyaksikan wajah wajah berbedak dan gincu tebal,
seperti “Boneka Beirby “ benar benar di depan mereka. Mata mereka yang cekung
ke dalam tidak mau menanggalkan sorotnya dari cerianya para bidadari dan satria
satria genteng yang membingarkan panggung gembira, meski warga Semarang yang terhipnotis
hanya mampu memandang manusia negeri
kahyangan itu tanpa membuat perut mereka kenyang. Apakah perhelatan kontroversi
in hanya berlangsung di Kota Semarang
atu bakal terjadi juga di semua kota besar di tanah air?.
Sementara
juragan kaya yang merogoh kocek dalam-dalam guna membiayai perhelatan
selebritis ini terus saja mengusung senyuman lepas. Namun sebentar sebentar
juragan kaya itu menggaruk-nggaruk rambutnya, karena telah malang melintangnya
kata hati yang terpendam. Maka selama karnaval berlangsung sering kali dia bergumam tentang sesuatu, “ Mungkinkah
uang yang saya habiskan bakal kembali berlipat ganda ?”. Tetapi sering pula dia
menggerutu karena sering dia jumpai antrian panjang di tiap Pom Bensin di kota
ini. Yang jelas
antrian panjang
itu bukan antrian orang-orang yang berebut sembako, tetapi antrian orang orang
yang berniat membeli bensin, yang kabarnya mulai 1 April nanti naik bebeapa
persen.
***
Panggung
gembira yang tingginya sebatas kepala manusia itu terlihat terang benderang.
Berpuluh lampu disko buatan luar negeri bergelantungan di atas panggung itu.
Sehingga
background
bergambar barang dagangan milik juragan kaya raya jelas terpampang, namun warga Kota Semarang yang
tumpah ruah mengelilingi panggung itu sama sekali
tidak
mengambil perduli. Mereka hanya ingin menyaksikan atraksi manusia yang mampu
“bergoyang pinggang sambil berputar” mirip bor baja yang menusuk perut bumi.
Riuh rendah dan tepuk sorai terus saja menebas gerimis yang membasahi rumput di
bundaran Simpang Lima. Semakin malam semakin kencang goyangan bor baja itu,
semakin lupa warga Semarang dengan keadaan mereka sendiri, yang sebenarnya
telah meradang pilu dengan nasib mereka sendiri.
Selama ini
mereka terus saja memegang jidat mereka sendiri kala pagi, siang dan malam.
Karena terpaan kenaikan harga semua barang kebutuhan keluarga. Belum lagi
mereka harus meluansi SPP anak-anak mereka yang terlibat kegiatan sekolah,
seperti ulangan tengah semester, try-out, ulangan semester dan UN. Apalagi bila
rencana kenaikan BBM dan TDL 1 April nanti benar benar direalisir, akan seperti
apa jadinya nasib mereka. Sebagian dari mereka malam ini mampu melupakan nasib
mereka sendiri setelah mereka terkena PHK atau habisnya masa kontrak
“out-sourching” di perusahaan tempat mereka mengadu nasib, meski sebagian dari
mereka hanya tenaga cleaning service, satpam, debt collector atau tenaga kasar
lainnya.
Kegaduham
semakin menggila meski malam mulai larut, setelah sang penyanyi dangdut
berteriak “ Tangan di atas, goyang sampai pagi ! ”, sementara gerimis bertambah
kerap dan baju baju mereka mulai basah. Tidak perduli dia ABG, setengah tua,
janda muda, ibu rumah tangga beranak empat bahkan laki laki lajang yang belum
laku mendapatkan pasangan terus saja menggerakan pinggang dan kedua kaki mereka.
Hingga fajarpun mulai mengintip lapangan Simpang Lima yang menjadi saksi
perhelatan kontroversi itu.
***
Apa mau
dikata, pentas boneka beirby barusan adalah sesuatu yang bukan milik mereka
atau sesuatu yang berdiri bukan di pihak mereka. Setelah sang fajar benar-benar
datang, merekapun hanya mampu tertunduk lesu dan segera pulang ke rumah mereka
masing-masing yang kumuh terkenan banjir rob. Lantas pakah manusia negeri
kahyangan itu
akan duduk
di depan mereka dengan kedua matanya yang sembab lantaran prihatin pada mereka
?. Kini artis negeri kahyangan itupun telah siap-siap pulang ke rumahnya denhan
menjinjing honor ratusan juta rupiah.
Padahal
perhelatan itu bakal di lakukan juga di semua kota-kota besar diseluruh tanah
air, yang sebagian masyarakatnya tidak jauh berbeda dengan warga Semarang.
Hanya
juragan
kaya saja yang membiayai perhelatan ini yang terus menghiasi wajahnya dengan
senyum ceria dan lepas.Bagaimana dengan orang kecil yang terhipnotis oleh
kepiawaian menghibur manusia negeri kahyangan. Mereka kinipun balkal bersiap
untuk mengencangkan ikat pinggang mereka bersama keluarga mereka semua. Siapa
suruh….???***
Masyarakat
Indonesia yang menurut beberapa pihak menyebutkan sebagai masyarakat yang sedang
mengalami keterpurukan. Pengertian terpuruk juga bisa diidentikan dengan masyarakat yang lapar,
karena telah jatuh daya belinya, yang teriak karena harga kebutuhan bahan pokok
yang cenderung naik terus, mengeluh dengan biaya pendidikan yang tinggi, kecewa
dengan sistim hubungan Outsourching antara buruh dan majikan dan lagu lama yang
kita telah kita dengar, yaitu PHK
sepihak yang dilakukan pengusaha terhadap buruhnya.
Kondisi
yang pelik di atas, bersama kita harapkan untuk segera teurai dan tidak lagi
menjadi benang kusut, yang mengusuti kondisi sosial masyarakat kita. Hal ini
berarti bahwa segala kebijakan otoritas di negeri ini, adalah sesuatu yang
cenderung menumbuhkan factor factor yang kondusif demi sembuhnya keterpurukan. Kebijakan
angin segar bagi si kecil adalah sesuatu yang bersifat emergensi, bukan lagi hanya “lip only” atau yang hanya sebuah kebijakan
formalitas.
Namun
apa yang kita hadapi justru sebuah kontradiksi sehubungan dengan kebijakan
pemerintah menaikan harga BBM per 1 April 2012 sebesar Rp.1500/L untuk harga
premium.
Rencana
kebijakan tersebut telah disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Jero Wacik, di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu
(3/3/2012). Selanjutnya Jero Wacik menyatakan, bahwa Kenaikan BBM merupakan
pilihan yang harus ditempuh pemerintah. Terlebih, harga minyak dunia terus
tertekan dengan krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.
·Dibarengi Kenaikan TDL
Kebijakan
pemerintah yang terus menggeliat menepis angin kesejukan bagi rakyat kecil rupanya
bukan hanya itu saja. Karena pemerintah berencana pula menaikan TDL sebesar 10
% secara bertahap dan tidak bersamaan dengan kenaikan BBM. Alasan pemerintah
menaikan TDL tersebut, karena menghemat subsidi pemerintah sebesar 90 Triltun
Rupiah/tahun.
Kita
menjadi terperangah dengan kebijakan yang tidak kita mengerti, ibarat kita harus
menyaksikan komedi putar yang sama sekali tidak menghibur hati kita yang sedang
lapar.
Nampaklah
kebijakan seperti ini hanya semata kebijakan fiscal yang terus menerus tidak
pernah menemukan solusi yang tepat.Betapa tidak, kebijakan seperti ini tentunya
bakal memancing naiknya semua harga kebutuhan hidup, pendidikan, transportasi
di tengah pendapatan /gaji buruh yang lambat menyesuaikan bahkan tidak
proporsional dengan kenaikan semua harga. Sudah barang tentu kebijakan pemerintah
tersebut akhirnya mendapat respon negative dari kelompok buruh dan mahasiswa.
·Angka Kemiskinan yang Menjadi Taruhan
Meski
pemerintah juga berencana memberikan BLSM (Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat ) sebesar 9 Trilyun Rupian, yang diperoleh dari pemotongan 50 %
anggaran perjalanan dinas. Namun kiat itupun tidak menyelesaikan masalah karena masih tingginya
angka kemiskinan dan pengangguran sebesar 11,5 % dan 6,5 %, dengan laju
kenaikan ekonomi tahun 2012 yang merambat pada kisaran 4,5 % (menurut analisis
IMF). Bila gambaran kasar jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 235 juta,
maka jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah sebesar 25.850.000 jiwa.
Sebesar apapun BLSM apalagi hanya bersifat sementara, maka salngatlah kecil
peluang untuk mampu meredah angka kemiskinan, bila terjadi realisasi kenaikan
harga BBM dan TDL.
Memang
kita tidak menutup mata, bahwa pembelanjaan APBN untuk kebutuhan konsumsi
masyarakat adalah beresiko terhadap fiscal suatu negara, seperti yang
dinyatakan oleh Gubernur BI Darmin
Nasution bahwa , Indonesia dapat memetik pelajaran dari krisis Eropa dan AS
yang berakar dari permasalahan yang sama yaitu kecenderungan untuk berutang
secara berlebihan dalam membiayai konsumsi.
Untuk
keperluan tersebut terkadang utang menjadi
jalan pintas sehingga terus membesar dan menjadi beban yang mengancam
kesinambungan fiskal, pola konsumsi berjalan tidak seimbang dengan kemampuan
produksi sektor riil.
Namun
masalahnya akan berbeda bila aspek kenaikan BBM dan TDL diterapkan guna penyelamatan
fiscal. Kita mengetahui besama bahwa BBM dan TDL adalah berperan strategis
dalam kegiatan ekonomi dari hulu hingga hilir. Segala sesuatu tentang kedua
unsure tersebut sangatlah berdampak luas, terutama bagi masyarakat kecil di
Indonesia.Maka angka kemiskinan tak pelak lagi akan jatuh.
Dengan
demkian rakyat kecilpun berharap bahwa pemerintah sebaiknya dengan taktis
mengambil langkah alternative lainnya guna menyelematkan fiscal negara.