Kamis, 25 Oktober 2012

Dunia On Line


Kita tak mungkn lagi menjadi generasi yang melipatkan kedua tangan kita, apalagi melangkah surut ke belakang, dalam menyongsong  sematan bangsa yang “melek teknologi” di berbagai bidang. Salah satu kriteria menjadi generasi yang sigap menghadapi kemajuan tersebut, adalah generasi yang bergelut dengan serat optik,menjelajah dunia maya dalam koridor internet yang banyak disajikan dalam bentuk jejaring sosial, facebook, twitter dan masih banyak contoh lainnya. Dengan capaian kemajuan teknologi tersebut, bukan tidak mungkin, sebuah generasi mampu mendapatkan informasi apa saja, dari sumber mana saja serta kapan saja informasi tersebut dapat langsung dinukilkan meski hanya dari dalam kamar kos kosan seorang mahasiswa.

Lantas aspek apa yang dapat direngkuh oleh generasi muda dewasa ini, baik aspek berdampak positif  atau bahkan aspek berdampak negatif. Kedua spek dampak hadirnya dunia maya tersebut, bersama sama memeusari setiap sendi kehidupan para peserta didik kita mulai dari SD hingga bangku perguruan tinggi.
Namun kita tidak bisa memungkiri, dampak yang mampu  lebih menginternalisasi sebuah pembelajaran dengan menggunakan jasa sebuah dunia maya,mulai dari  aspek penggalian bahan ajar secara mandiri oleh peserta didik, dalam ranah bahan ajar apa saja, bahkan dalam aspek informasi dua arah antara pendidik/dosen dengan anak asuhanya. Dengan komnukasi dua arah yang familiar, supel, tawar dan enjoying, kesan pendidik/dosen di mata peserta didik/mahasiswa tidak seangker peran mereka pada masa pendidikan di jaman orde baru. Hal ini tentu sangat menguntungkan sebuah misi pembelajaran, karena misi ini hanya mungkin dicapai secara akademis bila hubungan antara pendidik dengan peserta didik adalah hubungan antara seorang fasilitaor bahan ajar dengan peserta asuhnya.

·         Sikap yang Perlu Dikedepankan

Sebelum kita mengusung sikap sigap terhadap menjalarnya aplikasi  dunia maya yang menantang kita, terlebih dahulu benahi diri kita semua dengan sikap jujur, tanggung jawab,mandiri dan inovatif. Sebab aktif dalam pembelajaran dengan bantuan dunia maya,adalah identik dengan sikap kemandirian seorang pelajar/mahasiswa dan atau keleluasaan kita dalam mengais informasi dari berbagai sumber. Sehingga apabila kita tidak mengedapankan  sikap mental posotop, maka tidakmenutup kemungkinan terjadi banyak pencurangan plagiat tergadap naskah/makalah ilmiah dari nara sumber lain.

Sistim dunia maya memang memiliki berbagai kelonggaran bagi siapa saja yang berniat mencuri sebuah informasi melalui sistim ini. Hal ini disebabkan perangkat yang mengawal sebuah tindak kejujuran di kemasan dunia maya, adalah tidak setajam dan seteliti sistim lainnya. Faktor penyebab  lain yang sikut memfaktori sebuah tindak kecurangan yang dominan, adalah karakter dasar bangsa kita yang sedang mengalami distorsi. Bukankah tindak kecurangan terhadap apa saja, telah menjadi berita harian di berbagai media. Khususnya tindak korupsi dari oknum petinggi kita serta tindak amoralitas lainnya yang dilakukan setiap lapisan masyarakat kita.

Sikap sikap negatip yang terkesan telah mendarah daging ini, tentunya akan menjadi penghalang dalam hal memajukan sistim/mekanisme perniagaan yang dilakukan dengan dunia maya. Betapa tidak, perniagaan melalui media on-line sangatlah mutlak memerlukan sebah kejujuran dari pihak yang terlibat dalam perniagaan tersebut. Maka tidak heran, apabila kita sering mendengar adanya keluhan dari pihak yang dirugikan akibat perniagaan dengan sistim ini. Lantas bagaimana kita mengatasi kompleksitas permasalahan amoralitas di negeri ini ?.

·         Pembelajaran Karakter dan Tekad Bersama

Pembelajaran karakter yang diusung di satuan pendidikan berbagai jenjang pendidikan  tidaklah serta merta mmpu menuai hasil dalam waktu satu dua tahun ke depan. Meski pembelajaran ini dikemas dalam kurikulum yang representatif. Apalagi kita semua telah disodori tindakan dari oknum oknum saudara kita yang melakukan kecurangan yang membudaya selama beberapa dasa warsa, terutama di asa orde baru. Namun paling tidak  upaya menepis kebrutalan kecurangan di dunia maya, mampu diredam dengan resep mendasar tersebut.

Sebuah tekad bersama untuk bertindak jujur dan bertanggung jawab dalam berkomunikasi / belajar/menggali informasi dari dunia maya menjadi harga mati bagi para browser/facebooker atau lainnya, meski cara ini bakal dihadapkan dengan kendala yang rumit, karena sikap ini telah menjadi nilai dasar setiap insan manusia. Karena tanpa ini, maka tindak amoralitas bakal terus mengoyak perniagaan/komunikasi dan lainnya melalui media on line. Naumun secercah harapan akan timbul di benak kita,apabila tekad bersama ini selalu dikawal dengan supremasi hukum yang profesiona dan proporsional. ***



Sabtu, 26 Mei 2012

Korupsi


Kita tidak mampu membayangkan lagi berapa korban jiwa, harta dan air mata guna eksistensi Merah Putih di Bumi Pertiwi ini, sejak merah putih menjadi salah satu simbol kenegaraan kita. Kegagahannya hingga kini masih tertoreh di sejarah berlangsungnya kehidupan bangsa ini. Namun kejernihan warna merah dan putihnya telah dilusuhi segenap anak bangsa yang telah kehilangan moralitasnya.
           
Yang lebih memprihatinkan tentang realitas di atas, adalah hilangnya moralitas pada oknum pejabat/ pemimpin/tokoh  nasional yang telah membumikan budaya malu  yang seharusnya justru dikedepankan. Padahal modal moralitas malu tersebut, sebenarnya suatu instrument yang mampu dijadikan senjata tajam demi membela nasib si kecil yang sedang terhimpit hidupnya. Padahal  performan moralitas ini telah berlangsung hampir setengah abad. Salah satu indikator sosial yang mampu dijadikan potret sosial terhadap distorsi nilai luhur bangsa kita seperti di atas, adalah realitas tendensius adanya perilaku anarkis dari masyarakat, bila mereka harus membela kebutuhan hak hajat hidup mereka yang dilakukan dengan cara anarkis, entah itu upaya penuntutan hak mereka yang telah diambil paksaoleh pihak tertentu atau bila mereka merasa terbebani dengan adanya kebijakan pemerintah yang kontroversi, misalnya kenaikan BBM pada beberapa bulan silam.

  • Korupsi

Hampir di setiap lini kehidupan anak bangsa ini selalu direbaki korupsi,  yang terbentang dari orde ke orde, rezim ke rezim pemerintahan. Hingga dari mulai Gayus hingga Angelina Sondakh dan oknum petinggi Partai Demokrat lainnya. Nampaknya korupsi adalah way of life anak bangsa, yang justru bermentalitas mengedepankan kekayaan pribadinya ketimbang mewujudkan amanha rakyat kecil yang berada di pundaknya. Ataukah amanah ini telah tidak lagi menjadi tugas utama seorang petinggi yang dipilih rakyat, yang hanya dijadikan sebuah “lagu kuno” yang tidak up to date lagi. Tebukti selama ini perilaku korupsi menjadi perilaku yang menjadi trade mark para oknum petinggi.

Wacana demi wacana mampu  kita peroleh dari multi media tentang korupsi hampir tiap hari, rating berta inipun telah menurun dibandingkan dengan laporan telisik kehidupan selebritis. Hal ini dikarenakan kita sudah bosan mendengar tentang tindakan korupsi ini. Namun hingga kini suatu langkah yang stategis dan ambisius untuk menepisnya tidak tampak sama sekali. Karena memberangus suatu distorsi nilai luhur yang sudah membudaya, tidak cukup hanya dari aspek yuridis saja. Tetap harus mengikis benih korupsi yang telah bergayut di akar hidup secara kokoh, sehingga penanganan korupsi inipun harus mampu memberlangsungkan tindakan dari upaya penjernihan akar  akar hidup bangsa kita, dengan merekonstruksikan nial nilai luhur yang telah terkubur jauh di dalam bumi kita.

Bukan hanya diera reformasi sekarang saja pendoliman uang negara semacam ini berlangsung, Tetapi sudah sejak jaman Orde Lama Tahun  1951 – 1956, wartawan  Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. mengendus sebuah tindak korupsi yang dilakukan Ruslan Abdulgani (Menteri Luar Negeri era PM Ali Sastroamidjojo). Pemberitaan dugaan korupsi Ruslan Abdulgani menyebabkan sebuah koran yang mengeksposenya  kemudian di bredel. Pendoliman yang dilakukan sang menlu itu, adalah berdasarkan pengakuan Lie Hok Thay yang memberikan satu setengah juta rupiah kepada Ruslan Abdulgani, untuk mendapatkan tender  ongkos cetak kartu suara pemilu. Kasus tersebut disemat sebagai Kasus14 Agustus 1956.
           
Tindak pidana korupsipun tak luput dilakukan oleh negarawan besar  pendiri Orde Baru. Kita akui bersama bahwa kala itu Soeharto berhasil  melakukan perubahan besar pada beberapa sektor, seperti  pendidikan, keluarga berencana, kesehatan , keamanan dan stabilitas politik,  keutuhan wilayah Indonesia.

Selama negarawan yang piawai ini menanamkan rezimnya terdapatnya kebocoran anggaran negara sebesar 30 % , sebagai akibat budaya korupsi yang  diidap  oknum mpejabat negara dari bawah hingga pusat, menyebabkan kian terperosoknya  Indonesia  dalam badai krisis dan Soehartolah yang  pertama kali dituding sebagai penyebab kehancuran ekonomi Indonesia.. Sehingga  pada Tahun 1977  terjadilah gelombang demo besar – besaran yang menuntut pengunduran diri Soeharto.  Termasuk tuntutat Soeharto atas tuduhan korupsi selama 30 tahun, melalui yayasan – yayasan yang didirikan keluarga Soeharto.

Hasil penyidikan kasus tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal 2.000-an halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi fakta dan 9 saksi ahli, berikut ratusan dokumen otentik hasil penyitaan dua tim yang pernah dibentuk Kejaksaan Agung, sejak tahun 1999. Menurut Transparency International, Soeharto menggelapkan uang dengan jumlah terbanyak dibandingkan pemimpin dunia lain dalam sejarah dengan perkiraan 15–35 miliar dolar A.S. selama 32 tahun masa pemerintahannya.

  • Jangan Menengok ke Belakang

Demikian mudah dan enjoynya para koruptor di negeri ini terus saja membahana di persada ini. Mereka sama sekal tidak terbebani dengan berbagai dimensi nilai norma.  Hal ini diharapkan mampu menyadarkan kita bersama bahwa internalisasi sikap anti korupsi atau menganggap korupsi adalah perilaku berdosa kepada Tuhan yang Maha Kuasa atau dosa terhadap nilai luhur telah gagal. Karena secara dini kita telah gagal melengkapkan pada hati nurani mereka.
Sudah sepantasnya dan seharusnya kita bersama mengambil langkah sigap, taktis, transparans dan penuh dengan supremasi hukum untuk memberangus korupsi, bukan dengan meratifikasi regulasi yang baru tentang anti korupsi. Tetapi kita perlu menstimultankan pembentukan karakter anti korupsi sejak dini, dengan mengoptimalkan fungsi edukasi yang mampu berakibat timbulnya perasaana anti korupsi sejak anak anak kita duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atau hingga perguruan tinggi ***

Rabu, 11 April 2012

Gempa Dasyat Kembali Menyerang Aceh


Pernyataan Pacific Tsunami Warning Center (PWTC)  tentang datangnya tsunami, setelah dua gempa besar melanda Propinsi Aceh telah dibatalkan oleh petugas pemantau tsunamai.

Peringatan datangnya tsunami setelah dua jam  terjadinya gempa yang bekekuatan 8, 6, sementara dilaporkan pihak lain hanya.3  telah dicabut kembali . Padahal peringatan tersebut sempat membuat panic warga dengan naik ke atap rumah/bangunan yang tinggi serta upaya mencari tempat yang tinggi.

Hingga berita ini ditayang belum ada laporan tentang kerusakan bangunan atau korban gempa.
India, Thailand dan  Sri Lanka juga telah memperingatkan bahaya tsunami.

·         Tsunami 2004

Setelah bencanan tsunami  2004 , sebuah sistim peringatan dini tsunami di Samudra Hindia elah dipasang oleh  Unesco  [UN scientific agency] pada tahun 2006.

Sensor tekanan pada dasar samudra bertugas untuk mengamati  air yang tidak wajar dan mengirimkan pada panel di atas yang mengapung  dan mengirimkan data melalui satelit. Kmudian diteruskan ke petugas di pantai.

Sistim ini sangat mendesak diterapkan terlebih lebih di Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa Pulau Sumatra terletak sangat dekat dengan zona pertemuan lempengan tektonik Indian-Australian yang tertekan oleh lempengan Eurasian.

Tumbukan antara dua lempeng tersebut  menyebabkan terbentuknya Selat Sunda.

Seperti kita ketahui bahwa daerah Aceh sering diterjang gempa dan pada gempa tahun 2004 menimbulkan tsunami yang menewaskan 170.000 jiwa di Aceh dan 250.000 di wilayah sekitar Aceh.

·         Waspada/'Vigilant'      

The US Geological Survey (USGS), yang memiliki data terlengkap mengenai gempa mendeteksi bahwa gempa kemarin berkedalaman 33km (20 miles), sekitar  495km  dari Banda Aceh. Lembaga tersebut mencatata gempa Hari Rabu kemarin  berkekuatan 8.9 magnitude yang kemdian diralat menjadi  8.6 . 

Petugas  A PTWC alert  menyatakan bahwa  terlihatnya perubahan permukaan laut telah mengindikasikan adanya tsunami yang akan menyerang pantai tanpa memilih tempat.

Sementara itu petugas di Thailand  mencatat adanya kenaikan gelombang laut setinggi 10 cm di Kepulauan Koh Miang daerah , Phang Nga.
Getaran gempa tersebut juga dirasakan hingga   Singapore, Thailand, Sri Lanka, Malaysia, Bangladesh  dan  India.