Kita tak mungkn lagi menjadi
generasi yang melipatkan kedua tangan kita, apalagi melangkah surut ke
belakang, dalam menyongsong sematan
bangsa yang “melek teknologi” di berbagai bidang. Salah satu kriteria menjadi
generasi yang sigap menghadapi kemajuan tersebut, adalah generasi yang bergelut
dengan serat optik,menjelajah dunia maya dalam koridor internet yang banyak
disajikan dalam bentuk jejaring sosial, facebook, twitter dan masih banyak
contoh lainnya. Dengan capaian kemajuan teknologi tersebut, bukan tidak
mungkin, sebuah generasi mampu mendapatkan informasi apa saja, dari sumber mana
saja serta kapan saja informasi tersebut dapat langsung dinukilkan meski hanya
dari dalam kamar kos kosan seorang mahasiswa.
Lantas aspek apa yang dapat
direngkuh oleh generasi muda dewasa ini, baik aspek berdampak positif atau bahkan aspek berdampak negatif. Kedua
spek dampak hadirnya dunia maya tersebut, bersama sama memeusari setiap sendi
kehidupan para peserta didik kita mulai dari SD hingga bangku perguruan tinggi.
Namun kita tidak bisa memungkiri,
dampak yang mampu lebih
menginternalisasi sebuah pembelajaran dengan menggunakan jasa sebuah dunia
maya,mulai dari aspek penggalian bahan
ajar secara mandiri oleh peserta didik, dalam ranah bahan ajar apa saja, bahkan
dalam aspek informasi dua arah antara pendidik/dosen dengan anak asuhanya. Dengan
komnukasi dua arah yang familiar, supel, tawar dan enjoying, kesan
pendidik/dosen di mata peserta didik/mahasiswa tidak seangker peran mereka pada
masa pendidikan di jaman orde baru. Hal ini tentu sangat menguntungkan sebuah misi
pembelajaran, karena misi ini hanya mungkin dicapai secara akademis bila hubungan
antara pendidik dengan peserta didik adalah hubungan antara seorang fasilitaor
bahan ajar dengan peserta asuhnya.
·
Sikap yang Perlu Dikedepankan
Sebelum kita mengusung sikap
sigap terhadap menjalarnya aplikasi
dunia maya yang menantang kita, terlebih dahulu benahi diri kita semua
dengan sikap jujur, tanggung jawab,mandiri dan inovatif. Sebab aktif dalam
pembelajaran dengan bantuan dunia maya,adalah identik dengan sikap kemandirian
seorang pelajar/mahasiswa dan atau keleluasaan kita dalam mengais informasi
dari berbagai sumber. Sehingga apabila kita tidak mengedapankan sikap mental posotop, maka tidakmenutup
kemungkinan terjadi banyak pencurangan plagiat tergadap naskah/makalah ilmiah
dari nara sumber lain.
Sistim dunia maya memang memiliki
berbagai kelonggaran bagi siapa saja yang berniat mencuri sebuah informasi
melalui sistim ini. Hal ini disebabkan perangkat yang mengawal sebuah tindak
kejujuran di kemasan dunia maya, adalah tidak setajam dan seteliti sistim
lainnya. Faktor penyebab lain yang sikut
memfaktori sebuah tindak kecurangan yang dominan, adalah karakter dasar bangsa
kita yang sedang mengalami distorsi. Bukankah tindak kecurangan terhadap apa
saja, telah menjadi berita harian di berbagai media. Khususnya tindak korupsi
dari oknum petinggi kita serta tindak amoralitas lainnya yang dilakukan setiap
lapisan masyarakat kita.
Sikap sikap negatip yang terkesan
telah mendarah daging ini, tentunya akan menjadi penghalang dalam hal memajukan
sistim/mekanisme perniagaan yang dilakukan dengan dunia maya. Betapa tidak,
perniagaan melalui media on-line sangatlah mutlak memerlukan sebah kejujuran
dari pihak yang terlibat dalam perniagaan tersebut. Maka tidak heran, apabila
kita sering mendengar adanya keluhan dari pihak yang dirugikan akibat
perniagaan dengan sistim ini. Lantas bagaimana kita mengatasi kompleksitas
permasalahan amoralitas di negeri ini ?.
·
Pembelajaran Karakter dan Tekad Bersama
Pembelajaran karakter yang
diusung di satuan pendidikan berbagai jenjang pendidikan tidaklah serta merta mmpu menuai hasil dalam
waktu satu dua tahun ke depan. Meski pembelajaran ini dikemas dalam kurikulum
yang representatif. Apalagi kita semua telah disodori tindakan dari oknum oknum
saudara kita yang melakukan kecurangan yang membudaya selama beberapa dasa warsa,
terutama di asa orde baru. Namun paling tidak upaya menepis kebrutalan kecurangan di dunia
maya, mampu diredam dengan resep mendasar tersebut.
Sebuah tekad bersama untuk
bertindak jujur dan bertanggung jawab dalam berkomunikasi / belajar/menggali
informasi dari dunia maya menjadi harga mati bagi para browser/facebooker atau
lainnya, meski cara ini bakal dihadapkan dengan kendala yang rumit, karena
sikap ini telah menjadi nilai dasar setiap insan manusia. Karena tanpa ini,
maka tindak amoralitas bakal terus mengoyak perniagaan/komunikasi dan lainnya
melalui media on line. Naumun secercah harapan akan timbul di benak
kita,apabila tekad bersama ini selalu dikawal dengan supremasi hukum yang
profesiona dan proporsional. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar