Rabu, 16 Maret 2011

GEMPA BUMI



GEMPA BUMI atau earthquake, atau quake, tremor atau temblor, adalah hasil pelepasan energi dari kerak bumi berupa getara seismic.

Aktifitas seismic pada wilayah tersebut dapat dipantau dengan indikator frekuensi, type dan lama periode gempa tersebut. Indikator tersebut ditera dengan alat yang disebut dengan seismometer (alatnya disebut seismograph). Dengan seismometer kita bisa mengetahui ukuran “moment magnitude” (atau simpangan Richter , atau ukuran yang ada di skala ). Dengan ukuran tersebut kita bisa mengkategorikan berbagai gempai, misalnya: gempa dengan nilai magnitude 3 atau kurang, bisa kita golongkan sebagai gempa yang lemah atau tak terabaikan, sedangkan gempa yang bernilai magnitude 7 adalah gempa yang membahayakan dan menimbulkan kerusakan dalam arti luas.

Gempa besar bernilai lebih dari magnitude 9, digolongkan gempa yang menimbulkan kerusakan hebat dan berskala lebih luas lagi, contoh dari gempa ini adalah yang terjadi di Jepang pada bulan Maret 2011 kemarin.

Gempa menimbulkan permukaan bumi menjadi bergoyang dan terkadang menyebabkan bergesernya tanah. Bila episenter gempa berlangsung di dasar laut, maka bisa menyebabkan kerak dasar laut menjadi bergeser dan menimbulkan tsunami.
Dari sudut pandang yang umum, gempa bumi yang menyebabkan fenomena seisic bisa disebut gempa berskala dunia. Gempa biasanya disebabkan oleh retak/pecahnya lapisan kerak bumi karena ketidakstabilan geologis, bisa juga disebabkan oleh aktifitas vulkanik, , longsornya kerak bumi, aktifitas pertambangan, uji nuklir dan lain sebagainya. Titik dimana terjadi kerusakan/pecah/tumbukan lapisan bumi disebut dengan focus atau hypocenter. Sedangkan epicenter adalah letak lapisan tanah yang tepat di atas hypocenter.
PENYEBAB UMUM GEMPA BUMI

Gempa bumi Tectonic terjadi dimana saja di permukaan bumi, karena adanya energi berlebih dari kerak bumi yang disimpan pada lapisan yany elastis dan terjadi keretakan/tumbukan antar lapisan.

Pada type lempengan transform atau convergent , terjadi fenomena pergeseran lempengan yang paling besar, mereka saling bergeser satu dengan lainnya baik secara perlahan dan tidak (aseismically). Kejadian ini berlangsung jika tidak terjadi ketidakteraturan sepanjang lapisan tersebut sehingga menimbulkan daya tahan lempengan ( frictional resistance).

Bila sebagian besar lempengan memiliki tabiat gampang tergelincir dan salah satu lempengan terkunci, maka terjadi pergeseran lempengan antar mereka dan menambah gaya tekanan terhadap lainnya. Fenomena tersebut akan menyebabkan gaya tekanan terhadap lempeng lainnya menjadi membesar, maka sudah barang tentu susunan lempengan pada wilayah tersebut mampu menyimpan energi yang. Energi inilah yang akan terbebaskan dan berubah menjadi getaran seismic, retaknya batuan dan menyebabkan gempa bumi.


Proses secara perlahan lahan yang membangun lempengan yang saling menegang dan menekan yang sewaktu waktu menyebabkan gempa disebut Elastic-rebound theory. Diperkirakan hanya 10 % energi yang dikeluarkan gempa bumi digunakan untuk meradiasikan getaran seismic. Sebagian energi yang dikeluarkan gempa adalah digunakan untuk membentuk patahan/retakan lempengan, atau panas yang ditimbulkan karena retakan. Oleh karena itu energi yang tersimoan dalam “energi potensial” yang merambah permukaan bumi relative rendah, sehingga kalor yang dikeluarkan dari jauh dalam perut bumi sangat kecil sampai ke permukaan bumi.

Gempa Gunung Berapi

Gempa bumi kadang kala disebabkan oleh aktifitas vulkanik di wilayah sekitar gunung berapi, dengan kondisi semacam ini pergeseran ektonik lmpengan bumi juga bisa terjadi. Tepai di daerah ini kebanyaklan gempa terjadi karena pergerakan magma di gunug berapai, seperti contohnya gempa yang ditimbulkan meletusnya Gunung Merapi tahun 2010 lalu dan letusan Mount St. Helens eruption tahun 1980.[8] Gempa merambah dari aliran magma hingga ke lainnya. Rambahan gempa ini dengan alat seismometer dan tiltmeters (alat untuk mengukur kemiringan tanah) dan menggunakan sensor kita bisa memprediksi kapan gunung akan meletus.


RADIUS GEMPA

Sebagian gempa membentuk sesuatu hal yang berhubungan, termasuk juga hubungan antara daerah yang terkena yang saling berdekatan dan waktu gempa itu sendiri Daerah dalam radius gempa termasuk juga daerah yang mengalami getaran lemah hingga kuat. Pada daerah tersebut biasanya terjadi gempa susulan denga pola yang sama.
Gempa Susulan

Sebuah gempa susulan terjadi sesudah gempa lainnya terjadi, yaitu gempa utama, biasanya dengan magnitude yang lebih kecil pada pada daerah yang sama. Jika gempa susulan terjadi lebih hebat, maka sebenarnya gempa tersebut adalah gempa utama. Gempa susulan terjadi karena terjadi retakan di sekitar lempengan yang bergeser yang menyebabkan gempa utama.

Perambahan Gempa.

Perambahan /Penjalaran Gempa adalah gempa yang terus terjadi secara berkesinambungan di daerah tertentu pada perioda eaktu yang singkat. Hal ini berbeda dengan gempa susulan yang mengikuti gempa utama. Contoh perambahan gempa adalah gempa yangterjadi di Yellowstone National Park tahun 2004.
Ukuran dan Frekuensi Gempa.

Di muka bumi ini rata rata gempa terkadi 500 kali/tahun. Hanya 100 gempa yang bisa kita rasakan. Gempa kecil selalu terjadi per tahun di daerah California dan Alaska di U.S., juga sama di Guatemala. Chile, Peru, Indonesia, Iran, Pakistan, Azores di Portugal, Turkey, New Zealand, Greece, Italy, dan Japan, tetapi gempa juga bisa terjadi di mana saja termasuk di New York City, London, dan Australia.[18]
Gempa yang lebih besar terkadi dengan frekuensi yang lebih kecil, contoh gempa dengan kekuatan magnitude 4 rata rata berlangsung hingga 10 menit. Waktu yag diperlukan ini akan lebih singkat bila gempa berskala 5.

Di daerah gempa lemah, contohnya Inggris, gempa terjadi pertahun hanya berkekuatan 3.7 - 4.6 , 4.7 - 5.5 tiap 10 tahun dan lebih dari 5.6 tiap 100 tahun.


Gempa dan Tsunami di menyebabkan 200 orang meninggal. Terjadi 28 Desember 1908.
Jumlah gempa sebanyak 350 kali di tahun 1931 dan bertambah hingga ribuan sampai sekarang. Menurut pengamatan The United States Geological Survey bahwa sejak tahun 1980 terjadi 18 gempa besar (magnitude 7.0-7.9) dan satu gempa lebih besar (magnitude 8.0 atau lebih ) tiap tahun, dan angka ini relative stabil.

Sebagian besar gempa (90%, dan 81% atau lebih) terjadi sepanjang 40,000, bertipe tapal kuda- terjadi di zona sabuk circum-Pacific seismic, sabuk ini dikenal dengan istilah Pacific Ring of Fire, yang mengait sebagianbesar lempeng Pacific Plate.[23][24] Gempa bumi massive cenderung berlangsung di lempeng barisan lainnya seperti Himalayan Mountains.[25]

Kota besar seperti Mexico City, Tokyo dan Tehran, adalah area gempa seismic risk,untuk itu para ahli gempa telah memperingatkan bahwa hanya dengan satu gempa besar bisa menewaskan 3 juta manusia.


Tsunami
Tsunamis adalah gelombang panjang, gelombang dengan perioda yang lama dari gelombang laut yang terjadi karena pergerakan tiba tiba dari masa air yang sangat besar.
Di lautan lepas tsunami mampu menjalar hingga 100 km dan memakan waktu perida dari menit hingga jam. Kesepatan tsunami tersebut mampu mencapai 600 – 800 km/jam bergantung pada kedalaman air tersebut. Gelombang besar yang dihasilkan dari gempa bumi dapat menjangkau daratan hanya dengan hitungan menit. Biasanya gempa yang lebih kecil dari 7,5 pada skala tidak menyebabkan tsunami. Sebagian besar tsunami yang merusak adalah karena gempa lebih dri 7,5.


.

Gempa Jepang Menimbulkan Tsunami Hingga Pantai NEW ZAELAND

Gelombang Tsunami yang ditimbulkan oleh gempa Jepang berkekuatan 9.0 telah merambah pantai New Zealand. Namun gelombang itu hanya setinggi 86 cm di pelabuhan Lyttelton, salah satu tempay yang deka dengan pusat gempa New Zawland pada Bulan Pebruari yang berkekuatan 6.3. Padahal jarak antara Jepang dan New Zaeland mencapai 8.000 km Tsunamai menerjang New Zaeland setelah 12 jam.

Bahkan grlombang tsunami ini juga menerjang Scott Base, di Antarctica, meski hanya setinggi 10 cm the National Institute of Water and Atmospheric Research (NIWA) yang direase BBC News, 16 Maret 2011.

Gelombang tsunami yang besar mencapai New Zaeland di wilayah Whitianga, yang termasuk wilayah North Island, dan Kaingaroa, di Kepulauan Chatham, sebuah kepulauan utama New Zaeland di sebelah timur, yang diterjang tsunami Jepang setinggi 1, 6 m.

Wilayah lain yang dirambah tsunami lebih dari 1 m adalah Maunganui (pantai NZ sebelah utara dari kepulauan North Island), dan Charleston (sebelah barat dari South Island), dan Timaru (pantai timur dari South Island).

Di Timaru, gelombang tertinggi timbul selama 40 jam setelah gelombang pertama menyentuh wilayah itu.

Terlambatnya gelombang ini kemungkinan, karena membentur benua di Pacifik termasuk benua Amerika Selatan . Menurut ilmuwan AS gelombang pada 11 Maret silam berlangsung di dasar lautan Pasifik.

BBC News 16 Maret 2011- Pondok Sastra HASTI Semarang

Ketakutan Manusia Terhadap Energi NUKLIR




• NUKLIR YANG MENAKUTKAN
Ledakan pada reactor nuklir milik Jepang akibat gempa dan tsunami sangat menggegerkan dan menimbulkan debat pro kontra bagi masyarakat dunia. Tetapi factor menguntungkan apa yang dapat kita dapatkan dibalik resiko yang mengancam energi nuklir.



Tetapi sebagian besar kita mengimaginasikan sisi gelapdari perangkat berenergi nuklir. Seperti imaginasi kita tentang asap yangtimbul dari Fukushima Daiichi, sebuah reactor nuklir milik Jepang, yang rencananya bagi sebagian besar masyarakat dunia dijadikan sumber energi alternatif. Kita langsung mengimajinasikan sebuah ketakutan tatkala terjadi bencana atom di Windscale, Three Mile Island dan Chernobyl.


Bahkan kejadian tersebut di atas sangat erat kaitanya dengan memori “Hiroshima and Nagasaki”, kemudain krisis rudal Cuba tahun 1962 saat terjadinga ketegangan Timur=Barat yang terus berlangsung hingga katerpurukan Uni Sovyet, yang menimbulkan ketakutanakan adanya radiasi radioaktif yang diusung oleh kekuatan yang bersitegang.
Sebagai upaya menetralisir imaginasi ketakutan tersebut, kita mencoba memberi gambaran bahwa kerusakan instalasi reactor hanya terjadi bila ada bencana alam besar . Sehingga perdebatan maalah instalasi ini akan redam.

Namun perasaan skeptis biasa saja terjadi bila kita dihadapkan pada insiden Fukushima , yang memberi ilustrasi kepada kita bahwa tidak banyak reactor yang dapat di perhitungkan untuk menghadapi bencana besar yang menyebabkan kebocoran. Akan tetapi sebaliknya dengan teknologi secermat apapun tidak mampu menjamin keamanan kita.

Menanggapi ini semua pemerintah Swiss memberi reaksi terhadap bencana di Jepang dengan untuk menangguhkan dan mengganti reactor nuklir. Memang tedapat budaya ketakutan akan radioaktif, karena kasus yang tejadi di Chernobyl dan Three Mile Island. Pemerintah Inggirspun meresponya dengan rencana menutup reactor nuklir yang mensuplai 20 % energi listrik, yang beroperasi lebih dari 20 tahun.

Pada bulan October 2010, pemerintah Inggris merancang pembanguanan delapan reactor yang tersebar di England dan Wales hingga tahun 2025. Delapan wilayah tersebut adalah: Bradwell di Essex, Hartlepool, Heysham di Lancashire, Hinkley Point di Somerset, Oldbury di Gloucestershire, Sellafield di Cumbria, Sizewell di Suffolk dan Wylfa di kepulauan Anglesey.

• KECELAKAAN NUKLIR
1957: Explosion at Mayak power station near Kyshtym, USSR (now Russia)
• 1957: Fire at nuclear reactor in Windscale, Cumberland (now Sellafield, Cumbria)
• 1979: Partial core meltdown at Three Mile Island, Pennsylvania, USA
• 1986: Series of explosions at Chernobyl power plant, USSR (now Ukraine), the worst nuclear accident in history

Menurut aktifis lingkungan hidup dan Organisasi Persahabatan Bumi ketakutan umat manusia terhadap kecelakaan nuklir adalah hal yang masuk akal, contohnya adalah munculnya kebocoran radioaktif Fukushima adalah contoh yang paling nyata.Penolakan terhadap energi nuklir adalah obat mujarab untuk mengurangi emisi karbon, dengan menggunakan energi yang “renewables” adalah lebih murah dan tidak meracuni kita. Organisasi itupun kini menyatakan bahwa tidak akan mampu menjamin keamanan bila kita menggunakan energi nuklir.

Reaktor nuklir di Swis, Jerman dan Inggris tidak dirancang untuk tahan terhadap gempa dan tsunami. Meskipun dalam sejarah Inggris tidak pernah tergadi gempa besar, namun masyarakat tetap memperhitungkan resiko negatef secara umum. Meski Fukushima dirancang untuk gempa 8,2 skala, tetapi kerusakan terjadi karena gempa besar yang terjadi beberapa kali dan tsunami.

BBC News, 15 Maret 2011-Pondok Sastra HASTI Semarang