Rabu, 16 Maret 2011

Ketakutan Manusia Terhadap Energi NUKLIR




• NUKLIR YANG MENAKUTKAN
Ledakan pada reactor nuklir milik Jepang akibat gempa dan tsunami sangat menggegerkan dan menimbulkan debat pro kontra bagi masyarakat dunia. Tetapi factor menguntungkan apa yang dapat kita dapatkan dibalik resiko yang mengancam energi nuklir.



Tetapi sebagian besar kita mengimaginasikan sisi gelapdari perangkat berenergi nuklir. Seperti imaginasi kita tentang asap yangtimbul dari Fukushima Daiichi, sebuah reactor nuklir milik Jepang, yang rencananya bagi sebagian besar masyarakat dunia dijadikan sumber energi alternatif. Kita langsung mengimajinasikan sebuah ketakutan tatkala terjadi bencana atom di Windscale, Three Mile Island dan Chernobyl.


Bahkan kejadian tersebut di atas sangat erat kaitanya dengan memori “Hiroshima and Nagasaki”, kemudain krisis rudal Cuba tahun 1962 saat terjadinga ketegangan Timur=Barat yang terus berlangsung hingga katerpurukan Uni Sovyet, yang menimbulkan ketakutanakan adanya radiasi radioaktif yang diusung oleh kekuatan yang bersitegang.
Sebagai upaya menetralisir imaginasi ketakutan tersebut, kita mencoba memberi gambaran bahwa kerusakan instalasi reactor hanya terjadi bila ada bencana alam besar . Sehingga perdebatan maalah instalasi ini akan redam.

Namun perasaan skeptis biasa saja terjadi bila kita dihadapkan pada insiden Fukushima , yang memberi ilustrasi kepada kita bahwa tidak banyak reactor yang dapat di perhitungkan untuk menghadapi bencana besar yang menyebabkan kebocoran. Akan tetapi sebaliknya dengan teknologi secermat apapun tidak mampu menjamin keamanan kita.

Menanggapi ini semua pemerintah Swiss memberi reaksi terhadap bencana di Jepang dengan untuk menangguhkan dan mengganti reactor nuklir. Memang tedapat budaya ketakutan akan radioaktif, karena kasus yang tejadi di Chernobyl dan Three Mile Island. Pemerintah Inggirspun meresponya dengan rencana menutup reactor nuklir yang mensuplai 20 % energi listrik, yang beroperasi lebih dari 20 tahun.

Pada bulan October 2010, pemerintah Inggris merancang pembanguanan delapan reactor yang tersebar di England dan Wales hingga tahun 2025. Delapan wilayah tersebut adalah: Bradwell di Essex, Hartlepool, Heysham di Lancashire, Hinkley Point di Somerset, Oldbury di Gloucestershire, Sellafield di Cumbria, Sizewell di Suffolk dan Wylfa di kepulauan Anglesey.

• KECELAKAAN NUKLIR
1957: Explosion at Mayak power station near Kyshtym, USSR (now Russia)
• 1957: Fire at nuclear reactor in Windscale, Cumberland (now Sellafield, Cumbria)
• 1979: Partial core meltdown at Three Mile Island, Pennsylvania, USA
• 1986: Series of explosions at Chernobyl power plant, USSR (now Ukraine), the worst nuclear accident in history

Menurut aktifis lingkungan hidup dan Organisasi Persahabatan Bumi ketakutan umat manusia terhadap kecelakaan nuklir adalah hal yang masuk akal, contohnya adalah munculnya kebocoran radioaktif Fukushima adalah contoh yang paling nyata.Penolakan terhadap energi nuklir adalah obat mujarab untuk mengurangi emisi karbon, dengan menggunakan energi yang “renewables” adalah lebih murah dan tidak meracuni kita. Organisasi itupun kini menyatakan bahwa tidak akan mampu menjamin keamanan bila kita menggunakan energi nuklir.

Reaktor nuklir di Swis, Jerman dan Inggris tidak dirancang untuk tahan terhadap gempa dan tsunami. Meskipun dalam sejarah Inggris tidak pernah tergadi gempa besar, namun masyarakat tetap memperhitungkan resiko negatef secara umum. Meski Fukushima dirancang untuk gempa 8,2 skala, tetapi kerusakan terjadi karena gempa besar yang terjadi beberapa kali dan tsunami.

BBC News, 15 Maret 2011-Pondok Sastra HASTI Semarang

Minggu, 13 Maret 2011

Gempa dan Kebocoran Reaksi Nuklir JEPANG



Sesuatu yang terselit di tiap hati manusia di bumi ini adalah apakah energi nuklir yang digunakan manusia bisa menjamin keselamatan manusia itu sendiri. Hal ini dilatarbelakangi kejadian yang menakutkan manusia, yaitu meledaknya pembangkit listrik bertenaga nuklir - Three Mile Island, di AS, pada tahun 1979, dan Chernobyl, Ukraine, 7 tahun kemudian.

Tentunya kita akan memfokuskan pada “Boiling Water Reactor” (BWR), yaitu jenis reactor nuklir di Fukushima Daiichi, sebagai pembangkit listrik tenaga uap yang bertenaga nuklir. Dengan ketel yang berisi air, kemudian dipanaskan dengan energi nuklir.

Dengan pendinginan air tersebut, maka akan menghasilkan uap yang mampu memutarkan turbin dan menghasilkan arus listrik. Jika air dalam ketel berhenti ,mengalir, maka akan timbul masalah tehnis, yaitu timbulnya suhu ekstrim tinggi dan banyaknya uap yang ditimbulkan.

Uap air akan bertekanan sangat tinggi pada pipa reactor, dan menimbulkan metal pada reactor tersebut bersuhu tinggi pula, sehingga bisa meleleh dan menimbulkan api. Pada kejadian yang tidak kita harapkan ini, metal reactor meleleh terutama pada dasar reactor. Sehingga tutup reactor akan meleleh pula.

Meskipun reactor demikian telah dirancang tahan terhadap keadaan apapun, tetapi apabila kerusakan pad piranti ini akan menimbulkan dampak serius. Tetapi prinsip kerja reactor nuklirsangat komplek, bila salah satu bagian akan mengalami gangguan, maka lainnya akan terganggu pila. Dermikian juga yang terjadi pada reactor Fukushima Daiichi.


Gempa bumi pada 12 Maret 2011 silam telah mematikan kerja bagian bagian reactor. Upaya pencegahan fenomena di atas adalah dengan mengaktifkan pompa air laut pendingin di sekitar metal yang panas.

Apabila sistim kerja reactor telah mendapat gangguan maka terjadilah dampak yang diperangi oleh gerakan anti-nuklir, yaitu dampak yang bisa kita lihat dalam film The China Syndrome, yaitu akibat dari radioaktif dan zat logam beracun yang mengkontaminasi tanah – dengan dampak lingkungan yang lama berakhir.

Contoh kasus ini adalah gagalnya reactor Chernobyl – yang menyebabkan dampak radiokatif yang mencemari udara. Dengan kajian perspektif, bencana reactor nuklir pada hari Jumat karena gempa dan tsunami adalah bencana fatal dan menimbulkan dampak yang sangat komplek, yang tidak pernah terjadi dalam sejarah manusia.
BBC News, 13 Maret 2011, Pondok SASTRA HASTI

Sabtu, 12 Maret 2011

Gempa Jepang Menimbulkan Tsunami Hingga Pantai Barat Amerika


Gelombang tsunami yang diakibatkan gempa besar Jepang telah mencapay pantai Pantai Pasifik AS, setelah beberapa jam melewati Hawai. Tetapi gelombang tersebut berpisah dan tidak menyebabkan kerusakan hebat.Diketahui bahwa gempa tanggal 12 Maret 2011 ini adalah gempa terdasyat yang dialami Jepang sepanjang sejarah.

Ribuan warga telah diungsikan meninggalkan pantai di wilayah Hawai. Evakuasi juga dilakukan untuk warga yang berada di pantai barat AS dan Propinsi British Columbia Canada.

Sekurangnya lima warga telah terseret arus di California dan Oregon.



Gelombang tsumani di wilayah Crescent City California, telah encapai lebih dari 2 m sehingga merusak perahu dan dermaga. Peringatan dini akan tsunami telah diserukan kepada warga dan hingga kini warga masih mengungsi untukmenjauh dari pantai di Hawaii. Demikian juga di pantai Barat Alaska, pringatan dini tsunami telah diberikan oleh, California Emergency Management Agency

Sejak dini Presiden Earlier Barack Obama memberika keteranganya bahwa dia telah memonitoring wilayah Hawaii dan Pantai Barat Amerika. Karena tsunami adalah bencana alam yang sering menyerang pantai pantai di California.


Gelombang tsunami sampai di Kepulaian Mildway, sebuah atoll di sebelah Barat Laut Hawaii pada jam 1125 GMT, dengan ketinggian ombak 2 – 4 m, di Nawiliwili mencapai 1, 6 kaki dan Kauai 2,3 ft. Sedangkan kepulaianHawaii diserang tsunami dengan ketinggian 2 – 3 m.

BBC News, 12 Maret 2011.