Memasuki era peradaban baru, media online sudah
menjadi kebutuhan. Tak terkeculi di dunia pendidikan. Pasalnya media online
dinilai mampu mentrasfer informasi secara cepat dan tepat.
Dalam sejarah pembentukan peradaban manusia yang
humanis yang dijinjing oleh corak hidup modernis, telah tercatat banyak sudah
negarawan yang mengabdikan diri guna membasmi ketidak adilan suatu masyarakat
dengan gaya dan kemampuan masing-masing.
Sebagian dari mererka adalah Mahatma Gandhi sang
Ahimsa. Gandhi menitikberatkan perjuangan Bangsa India dengan nasionalisme
sebagai suatu kodrat dan anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa. Sebagian besar
perjuangan Gandhi yang mengedepankan Ahimsa itupun ditulis dalam beberapa media
yang eksis kala itu.
Bahkan Soekarno The Founding Father untuk Bangsa
Indonesia banyak menyodorkankan ide gagasanya guna membangun struktur berpikir
masyarakat, melalui tulisan-tulisannya di berbagai media. Gaungpun
bersambut dengan ketajaman dan gaya tulisanya yang spesifik. Soekarno
berhasil menghantarkan rakyat Indonesia menuju penetrasi ideologi, politik,
naluri kebersamaan, patriotisme dan nasionalisme yang mewujud dalam pembentukan
negara Republik Indonesia.
Sebuah idealisme bukan hanya mutlak milik negarawan
kondang saja, bukan pula milik figur kharismatik ataupun figur central
lainnya. Namun yang jelas setiap suatu idealisme apapun yang bersemayam kuat di
tiap benak manusia, tentunya memiliki naluri agar ide dan gagasannya
dibaca/didengar/dipatuhi oleh publik. Sehingga individu yang terselip di
grassrote-pun berhak pula untuk menyampaikan ide gagasanya dalam suatu tulisan.
Hingga dekade tahun 2010 ini, peranan media on-line
masih menjadi media kelas dua dibanding dengan media cetak. Hal ini disebabkan
karena faktor pendukung utama belum seluruhnya mampu diadopsi setiap
masyarakat, karena daya beli, minat baca, kultur dan faktor lainya.
Padahal meski sepintas lebih ribet, namun publikasi media on-line mampu
menjangkau masyarakat dunia. Inilah salah satu kelebihan media on-line
ketimbang media cetak.
Dengan keunggulan seperti tersebut di atas,
tidak menutup kemungkinan di decade mendatang, Penyelenggaraan UN untuk SMP/MTS
dan SMA/MA/SMK menggunakan jasa media on-line untuk tampilan soal-soal ujian
tersebut, agar lebih mampu menjamin masalah kejujuran UN, karena lebih
pendeknya mata rantai pengadaan soalnya. Tidak menutup kemungkinan di decade
mendatang Kementrian Pendidikan melibatkan media on-line guna kegiatan
pembelajaran di sekolah.
Diharapkan media on-line ini akan lebih berkiprah
dalam hal publikasi dinamika social. Sebagai suatu kiat manusia modern dalam
menggapai pemenuhan informasi dalam ranah apa saja. Mengingat keunggulan aspek
cakupanya baik dari substansi dan area-publishnya. Hal ini tentunya akan
meningkatkan peluang masyarakat modern Indonesia dalam pencapaian kompetensi
yang tidak disodorkan pada satuan pendidikan atau perguruan tinggi atau
institusi edukasi lainnya. Bukankah dengan demikian peranan media on-line akan
lebih signifikan lagi dalam pencerahan public.
Betapa tidak media on-line yang sekarang bisa kita
dapatkan di internet bisa langsung menyodorkan input public secara komprehensif
yang mencakup aspek edukasi, featur, kriminal, opini, sosial dan politik,
hukum, news and views, sastra, anak anak, remaja dsb. (*)
Oleh:
Ir Bambang Sukmadji Guru MA Futuhiyyah 1 Mranggen Demak Jateng
Ir Bambang Sukmadji Guru MA Futuhiyyah 1 Mranggen Demak Jateng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar