Telah
kita ketahui berama bahwa Gunung Merapi di Jawa Tengah adalah termasuk gunung
yang kerap meletus, sehingga dikategorikan sebagai gunung teraktif di Persada
Nusantara. Kita mwngetahui bahwa sejak tahun 1548 gunung ini meletus sebanyak 68 kal.
Letusan
yang paling disorot publik, adalah letusan tahun 2006. Didahului dengan gejala
gempa gempa kecil dan deformasi puncak gunung, kemudian pada tanggal 15 Mei 2006
Merapi meletus dahsyat dan menyebabkan penambahan material vulkanik di
kubah mencpai 4 juta m kubik.
Kemudian pada tahun 2010, Merapi mengeluarkan awan panas yang cukup besar sehingga menghancurkan pemukiman di lereng Merapi, termasuk meninggalnya Mbah Marijan. Hujan abu kala itu menutupi atmosfer Jogjakarta bahkan sampai ke Bogor dan Bandung.
Menurut Dosen di Department of Geology, Faculty
of Earth Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung, gunung api selalu
meletus karena ada aktivitas magma. Seperti di bawah, di dalam dan di atas
ruang magma.
Seperti kita ketahui bersama bahwa Gunung Merapi
dibentuk dari subduksi beberapa lempeng bumi, yaitu antara lempeng Eurasia dan
Indo Australia. Di zona ini Lempengan Indo Australia telah menghujam Lempengan
Eurasia dan terus menginjeksi kan melalui magma ke zona Merapi.
Dalam ruang subduksi tersebut panas inti bumi terus mencairkan
batuan yang hasilnya adalah magma baru. Saat di dapur magma telah penuh dengan
magma baru maka kelebihan magma tersebut akan dikeluarkan melalui erupsi
(Sumber : Merdeka. Com).
.